Ini cerita lumayan lama dan mungkin teman-temanku yang dulu ikut bersamaku udah pada lupa,tapi buatku banyak pelajaran penting yang bisa aku ambil .
Selepas pulang sekolah aku diajak teman aku yang namanya Ani untuk menjenguk temannya yang sakit ,dasar akunya hobie jalan apalagi diberitahu nama daerahnya agak aneh,aku jadi penasaran lagian pasti gak jauh dari sekolah karena teman yang sakit ini Cuma naek sepeda kalo ke sekolah,jadi aku oke-oke aja dan kami ada sekitar 8 orang dan aku satu-satunya yang beda kelas dengan mereka.
Tapi ternyata dugaanku salah besar..kami harus naek 2 kali angkot dan jalan lagi beberapa km,mana panas pulak.
Setelah beberapa jam kami jalan,akhirnya sampailah kami di temapat teman yang sakit itu,kebetulan rumahnya lumayan jauh dari penduduk yang rame.Ada berapa rumah yang tinggal didaerah itu,dan rumah teman yang sakit itu yang sangat memprihatinkan, dindingnya dari tepas dan lantainya Cuma dari tanah,
Kami disambut dengan terharu oleh ibunya,dia bilang kalo baru kami yang mau datang kerumah mereka,pantas aja ketika kami datang, sebahagian tetangganya berkerumun di depan pintu rumahnya,aneh juga seh ngeliatnya.
Keluarganya sangat ramah sekali,walaupun mereka kekurangan mereka masih bisa menyuguhi kami air soda dan kue dan kebetulan agama kami dengan teman yang kami datangi ini berbeda dan yang paling aku kagumi dari mereka,mereka sengaja meminjamkan tikar ketetangganya buat kami.
Buat aku ini jadi pelajaran emas yang sulit sekali aku dapatkan,terima kasih temanku,maaf aku gak sempat nanya sama temanku Ani,siapa nama kamu.
Selepas pulang sekolah aku diajak teman aku yang namanya Ani untuk menjenguk temannya yang sakit ,dasar akunya hobie jalan apalagi diberitahu nama daerahnya agak aneh,aku jadi penasaran lagian pasti gak jauh dari sekolah karena teman yang sakit ini Cuma naek sepeda kalo ke sekolah,jadi aku oke-oke aja dan kami ada sekitar 8 orang dan aku satu-satunya yang beda kelas dengan mereka.
Tapi ternyata dugaanku salah besar..kami harus naek 2 kali angkot dan jalan lagi beberapa km,mana panas pulak.
Setelah beberapa jam kami jalan,akhirnya sampailah kami di temapat teman yang sakit itu,kebetulan rumahnya lumayan jauh dari penduduk yang rame.Ada berapa rumah yang tinggal didaerah itu,dan rumah teman yang sakit itu yang sangat memprihatinkan, dindingnya dari tepas dan lantainya Cuma dari tanah,
Kami disambut dengan terharu oleh ibunya,dia bilang kalo baru kami yang mau datang kerumah mereka,pantas aja ketika kami datang, sebahagian tetangganya berkerumun di depan pintu rumahnya,aneh juga seh ngeliatnya.
Keluarganya sangat ramah sekali,walaupun mereka kekurangan mereka masih bisa menyuguhi kami air soda dan kue dan kebetulan agama kami dengan teman yang kami datangi ini berbeda dan yang paling aku kagumi dari mereka,mereka sengaja meminjamkan tikar ketetangganya buat kami.
Buat aku ini jadi pelajaran emas yang sulit sekali aku dapatkan,terima kasih temanku,maaf aku gak sempat nanya sama temanku Ani,siapa nama kamu.
0 komentar:
Posting Komentar